Rabu, 21 Januari 2015

Keutamaan Kalimat Kalimat Dzikir 

 


Yang pertama kita bahas adalah Kalimat Subhanallah Wabihamdihi
Sahabatku, Dzikir ini mencerahkan wajah, menenangkan hati, menyejukkan jiwa, dan membuka banyak kemudahan,

kenapa?

karena kita menyukai dan mencintai dan mengamalkan ucapan yg dicintai Allah, maka Allah akan memberi apa apa yg kita senangi dan sukai, yaitu kecerahan wajah, kemudahan hidup, dan ketenangan hati sebagaimana sabda Rasullulah Saw :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِأَحَبِّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ فَقَالَ إِنَّ أَحَبَّ الْكَلَامِ إِلَى اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ 


Sabda Rasulullah SAW : “Maukah kukabarkan pada kalian ucapan yang paling dicintai Allah?", ku katakan (Abu Dzar ra) : “Wahai Rasulullah SAW, kabarkan padaku ucapan yang paling dicintai Allah SWT”, bersabda Rasulullah SAW : “Ucapan yang paling dicintai Allah SWT adalah: "Subhanallahi wabihamdih (Maha Suci Allah dan padaNya pujian luhur.” ( Shahih Muslim )

Hadits tentang keutamaan bacaan tasbih ini terdapat sekitar 12 riwayat di dalam Shahih Al Bukhari dan Shahih Muslim, yang menjelaskan makna kemuliaan bacaan ini. Di dalm Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَـانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

“Dua kalimat yg ringan di lidah pahalanya berat di timbangan dan disenangi oleh Tuhan Yang Maha Pengasih adalah: Subhaanallaah wabihamdih subhaanallaahil ‘azhiim.”

Dan dalam riwayat lainnya :

سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

Kedua riwayat Shahih Al Bukhari ini menunjukkan bahwa kalimat “subhanallah wabihamdih”, merupakan kalimat yang ringan diucapkan dengan lisan, dan berat di mizan (timbangan amal), dan sangat dimuliakan dan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala.

Kalimat tasbih adalah mensucikan nama Allah subhanahu wata’ala meskipun Allah tidak butuh disucikan, namun cahaya kesuciannya kembali berpijar kepada kita, karena rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :

مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

“Barangsiapa yang membaca: “Subhanallah wabihamdihi” dalam sehari seratus kali, maka kesalahannya dihapus sekalipun seperti buih air laut.”

Demikian agungnya makna kalimat “Subhanallah wabihamdihi, Maha Suci Allah”. Allah Maha Suci namun kita mensucikan Allah di dalam hati kita agar kita disucikan oleh Allah, disucikan dosa, disucikan dari musibah, disucikan dari penyakit, disucikan dari gundah, disucikan dari segala niat yang hina, dan disucikan di dunia dan akhirah.

Diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari di dalam kitab Adab Al Mufrad bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bercerita bahwa ketika nabi Nuh As akan wafat ia memanggil anak-anaknya dan berkata:wahai anak-anakku jika aku wafat nanti maka aku wasiatkan kepada kalian dua kalimat, yang pertama : “Laa ilaaha illallah” dan yang kedua : “Subhanallah wabihamdih”,

mengapa? 
karena kalimat Laa ilaaha illallah jika ditimbang dengan seluruh alam semesta maka akan lebih berat kalimat Laa ilaaha illallah. Sedangkan kalimat Subhanallah wabihamdih adalah shalatnya seluruh makhluk selain jin dan manusia, dan dari kalimat ini Allah memberi rizki seluruh hamba-hamba-Nya, semakin banyak orang yang mengulang-ulang kalimat ini, maka akan semakin diluaskan rizkinya zhahir dan batin. Maka jika ingin diluaskan rizki oleh Allah perbanyaklah bacaan Subhanallah wabihamdih, diucapkan dengan lisan dan hatimu, semakin engkau memuji dan mensucikan Allah, maka Allah akan membuatmu semakin suci dan semakin terpuji. Begitu juga kemuliaan kalimat “ الحمدلله ” (Alhamdullilah) yang juga merupakan kalimat yang sangat pendek, namun telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :

اَلْحَمْدُللهِ تَمْلأُ اْلمِيْزَانَ

“ Kalimat “Al Hamdulillah” memenuhi timbangan”  (Sahih Muslim)

Mengapa demikian?, karena makna yang begitu dalam dimana kalimat “ الحمدلله” adalah pujian untuk Allah, dan pujian itu muncul dari rasa cinta, maka jika cinta kepada Allah telah bergemuruh di dalam hati seorang hamba, maka hal itu akan memenuhi timbangan amal baik seseorang. Maksud dari penuhnya timbangan tersebut adalah bahwa Allah subhanahu wata’ala telah mencintainya, dan jika Allah telah mencintainya maka seluruh dosa-dosanya bisa berupa menjadi pahala, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

وَلَا شَيْئَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ مِنَ اللهِ وَلِذلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ

“ Dan tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada pujian ,oleh sebab itu Dia (Allah) memuji DzatNya” (Sahih Bukhari)

Mengapa Allah subhanahu wata’ala memuji dzatNya?,

karena Allah subhanahu wata’ala memang berhak untuk dipuji, jika seorang hamba memuji Allah subhanahu wata’ala dan ia mnegetahui bahwa Allah subhanahu wata’ala suka dipuji, kemudian hamba tersebut memuji Allah maka Allah akan memuliakannya, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan hal tersebut kepada ummat beliau supaya mereka banyak memuji Allah subhanahu wata’ala, namun bukan berarti Allah subhanahu wata’ala butuh pujian kita, tidak seperti manusia yang diantara sifat fitrah manusia adalah suka dipuji dan tidak senang dihina, meskipun bagi orang-orang yang mencapai derajat yang tinggi dari para shalihin maka bagi mereka sama saja antara dipuji atau dihina. Maka jika seseorang suka dipuji maka mungkin saja ada keinginan buruk dalam dirinya dengan pujian itu, namun jika Allah menyukai pujian maka karena Allah memang berhak untuk dipuji, dan tiada yang berhak dipuji selainNya yang telah menciptakan kerajaan alam semesta. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam megajarkan kepada kita untuk banyak memuji Allah subhanahu wata’ala. sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :

اَلْحَمْدُلله تَمْلأُ الْمِيْزَانَ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لله تَمْلآنِ أَوْ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ

“ Alhamdulillah memenuhi (memberatkan) timbangan, dan Subhanallah waalhamdulillah keduanya memenuhi ruang yang ada di langit dan bumi, dan shalat itu adalah cahaya” (Sahih Muslim)

dengan membaca subhanallah wabihamdihi setiap harinya 100 kali maka hatimu akan merasa tenang, harimu akan lebih tenang dibanding hari yang engkau tidak membacanya, wajahmu akan lebih cerah daripada hari yang engkau tidak membacanya, perasaanmu lebih sejuk dibandingkan di hari yang engkau tidak membacanya. Begitu juga setiap selesai shalat membaca Subhanallah 33 x, Alhamdulillah 33 x, dan Allahu Akbar 33 x atau 34 kemudian diakhiri dengan bacaan Laailaaha illallah wahadahu laa syariika lah, lahu almulku wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang terdahulu, namun dengan mendalami maknanya, jangan beramal untuk kau mendapatkan balasan dari Allah, jadikanlah amalan kita untuk mencapai keridhaan-Nya, maka Allah akan memberikan apa yang kita inginkan sebelum kita memintanya. Allah Maha Mengetahui hajat kita di masa ini, esok dan yang akan datang. Dan Allah Maha Tau apa yang harus dijauhkan dari kita dan apa yang harus diberikan kepada kita, Allah subhanahu wata’ala yang akan memilihkan yang terbaik dan yang terindah untuk kita, Allah subhanahu wata’ala akan memberikan ketenangan dan kebahagiaan kepada kita, jika Allah akan memberi apa yang kita kehendaki sebelum kita meminta, terlebih lagi jika kita memintanya.

: أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah SAW: Orang yang paling beruntung mendapat syafaatku dihari kiamat adalah yang mengucapkan Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan Selain Allah), ikhlas dari hatinya atau dari dirinya” (Shahih Bukhari)

hujjatul islam wabarakatul anam Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani berkata di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa karena itulah kalimat ini selalu diajarkan oleh ulama’ untuk diulang-ulang dan terus direnungkan kedalaman maknanya, karena seluruh makna alam semesta berpadu dalam makna kalimat ini, karena seluruh rahasia alam semesta sebelum diciptakan, setelah diciptakan dan setelah sirna kesemuanya berpadu dalam kalimat ini, segala sesuatu dari hal-hal yang terlihat, yang terdengar, semua bentuk dan sifat, serta semua ciptaan Allah yang ada di alam ini tidak terlepas daripada kalimat “Laa ilaaha illallah” . Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Imam Al Bukhari di dalam kitab Adab Al Mufrad, yang menukil hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana Rasulullah bersabda bahwa nabi Nuh berwasiat kepada putranya :

يَا إِبْنِيْ أُوْصِيْكَ بِكَلِمَتَيْنِ :"سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ وَلَاإِلهَ إِلَّا اللهُ

“ Wahai anakku, aku berwasiat kepadamu dengan dua kalimat : “ Subhanallah wabihamdihi, dan Laailaaha illallah”

“Laailaaha illallah”, jika kalimat ini ditimbang dengan seluruh alam yang ada maka kalimat ini akan lebih berat, karena seluruh kalimat tidak ada jika tidak ada Allah subhanahu wata’ala, maka berpadu seluruh kejadian, seluruh sifat dan pemikiran, seluruh ketentuan yang pernah terjadi atau yang akan terjadi kesemuanya tidak akan pernah terlepas dari rantai dan kekuatan kalimat “Laailaaha illallah”, maka inilah kalimat yang terkuat, kalimat yang terdahsyat, kalimat yang terluhur dan kalimat inilah yang telah disabdakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : “Barangsiapa yang mengucapkan “Laailaaha illallah” dari dasar hatinya atau dari dirinya, maka dialah orang yang paling beruntung yang mendapatkan syafaatku”

Demikian Allah banggakan orang yang menyebut Nama Allah Allah, bahkan Allah selalu sampaikan pada Sang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,

لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهُ اللَّهُ
 

Tidak akan datang hari Kiamat hingga tak ada lagi dimuka bumi yang menyebut nama Allah,,, Allah.. ,demikian riwayat Shahih Muslim

Hari kiamat akan datang jika di Bumi tidak ada lagi yang menyebut Nama Allah, itulah tanda hari kiamat yang pasti datang, jika Bumi masih ramai dengan Dzikir Jalallah (dzikir jalalah adalah dzikir Yaa Allah Yaa Allah), oleh sebab itu para ulama dan para Mujadid Akhir zaman Makmurkan Dzikir Ya Allah Ya Allah, karna sudah akhir zaman semakin dekat maka semakin dekatlah akhir zaman namun akan semakin mundur dan memuai usia dunia ini, selama gemuruh Nama Allah masih di gemuruhkan di muka bumi.

Bayangkan Kehancuran alam semesta, jagat raya yang demikian luas di hancur leburkan oleh Allah subhanahu wata'ala, dengan kehendak Nya, dengan Kewibawaan Nya, dengan Keagungan Nya, dengan kehendak dan Kekuatan Nya, masih Allah tahan hanya karena seorang menyebut nama Allahu Allah. Jiwa satu orang ummat Muhammad menyebut Nama Allah tertahan dari bencana Kiamat.Dan tidak ada yang lebih berwibawa dari nama Allah subhanahu wata'ala, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى أَنْ لَاتُقَالَ فِي الأَرْضِ الله الله

" Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga tidak lagi diucapkan "Allah Allah" di dunia" Dan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ عَلَى رَجُلٍ يَقُوْلُ اَلله الله

" Tidak akan terjadi hari kiamat pada seseorang yang mengucapkan "Allah Allah"

Tidak akan datang hari kiamat selama masih ada yang memanggil nama Allah, dan tidak pula akan datang hari kiamat menimpa seseorang yang menyebut nama Allahu Allahu. Jangan kita melihat orangnya, namun kita lihat kewibawaan nama Allah subhanahu wata'ala, satu jiwa yang menyebut nama Allah, hal itu menahan hancurnya alam semesta, jangankan hanya 1 atau dua gunung 20 gunung pun akan reda dengan kewibawaan cahaya nama Allah

lalu kalimat Allahu Akbar sangat luas, sekilas maknanya adalah kalimat itu menafikan seluruh kekuatan makhluk, hanya Allah swt, menafikan seluruh nama makhluk, hanya Allah swt Yang Maha ada, Maha berkuasa atas segala hajatku, maha berkuasa atas menyingkirkan segala musibahku, dst dst..maka mereka yg mengucap kalimat itu mereka telah menafikan seluruh kekuatan makhluk, hingga terbit kekuatan Allah pada gerak geriknya dan hari harinya,

Saudaraku yg kumuliakan, saya beri anda dzikir terdahsyat dari semua dzikir, dzikir ini dinamai oleh Guru Mulia saya dg sebutan Sultonuddzikir (Raja dari semua dzikir), yaitu "ALLAH...", inilah raja dari semua dzikir,mulailah mengamalkannya, karena berpadu seluruh dzikir dan berpadu seluruh nama Nya swt pada nama ini, berpadu pada nama ini seluruh kekuatan, seluruh kebahagiaan, seluruh kenikmatan, seluruh keindahan, seluruh keabadian, sema berpadu pada nama ini.dan akan berakhir pula seluruh nama pada nama ini, dan akan berawal seluruh nama nama bahagia dari nama ini pula.

mulailah.. ucapkan dg relung hati yg menggemuruh dengan rintihan.. Allah... Allah.. Allah.. mulailah saudaraku, benamkan seluruh isi hatimu dan seluruh pikiranmu dan seluruh Lahar api yg bergejolak dengan kegundahanmu itu.. benamkan pada Nama Agung Nya swt...

Demi Allah.. rubuhkan seluruh bumi, langit dan alam semesta dalam pikiran anda pada nama ini, maka dalam beberapa detik saja anda akan segera menemui tenang dan sejuk, lalu bila anda teruskan berkali kali, sehari dua hari, hari ketiga anda sudah lupa dg segala kesedihan.

SUNGGUH DENGAN MENGINGAT ALLAH TENANGLAH SANUBARI (QS Arra'd 28).


Alhamdullilah Selesai Juga pembahasan tentang keutamaan Dzikirullah .
hanya itu yang Alfaqir dapat sampaikan, demikian sedikit pembahasan tentang "Keutamaan Kalimat Kalimat Dzikir" semoga dengan membaca postingan kita ini semakin menambah rasa cinta dan rindu kita kepada Allah Swt serta limu ini bermanfaat bagi kita .

Sumber ilmu : Al Habaib Munzir Al Musawwa
Sumber Gambar :
videoyusufmansur.com

0 komentar:

Posting Komentar